Pemerintah
Jepang mendukung usaha-usaha bisnis perusahaan teknologi computer dengan dana
bantuan yang besar. Dalam tahun 1980 MITI (Ministry of International, Trade and
Industry-Kementrian Internasional, Perdagangan dan Industri) Jepang
mengumumkan Proyek Superkomputer yang
bertujuan untuk mengembangkan mesin ultracepat menjelang tahun 1989 dengan
kemampuan 10 GHz. Pada tahun 1981, enam pembuat computer terkemuka di Jepang,
yaitu Fujitsu, Hitachi, Mitsubushi,NEC, Oki Electric dan Thosiba membentuk
Asosiasi Penelitian Komputer Ilmiah untuk bekerja bersama dalam proyek
tersebut. Proyek tersebut menjalankan penelitian gabungan di laboratotium
perusahaan-perusahaan tersebut. Proyek Sembilan tahun ini didanai USD 150Juta,
yang setengahnya dari MITI dan setengahnya lagi dari enam perusahaan tersebut.
Kasus
industri di Jepang, suatu komponen dalam negeri penting dari kebijakan pengalihan
teknologi Jepang ke dalam adalah penyebaran dari teknologi bersumber asing oleh
MITI. MITI memakai perizinan teknologi asing untuk ‘meratakan lapangan permainan’ diantara perusahaan-perusahaan dalam
negeri dan memastikan persaingan dalam negeri yang sengit dalam teknologi ini.
Dari tahun 1961-1981, pemerintah Jepang telah menanamkan kira-kira USD 6 Milyar
dalam industri computer untuk litbang, pralatan baru dan modal kerja. Peralatan
dan pengembangan yang disubsidi terikat pada kinerja itu. Jika sebuah
perusahaan gagal untuk mengkomersialisasikan hasil-hasil proyek atau menjadi
tidak bersaing, maka tidak akan diikutsertakan pada tahap berikutnya. Dan
pemerintah mendorong perusahaan untuk melakukan penelitian yang beresiko tinggi
yang biasanya akan dihindari misalnya proyek VLSI. Dengan demikian pemerintah
Jepang membantu perusahaan maju dalam bidang ini, tetapi membiarkan mereka
untuk bersaing dalam mengkomersialkan litbang dan masuk pasaran. Untuk setiap
perusahaan ada waktu bersaing dan ada waktu untuk kerja sama. Itu pelajaran
yang patut disimak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar